Latest Article

Pemilu E-Voting di Brasil Sukses Karena Menggunakan Mesin Mirip Lotre

Kesuksesan Brasil melakukan pemilu dengan sistem e-voting menyita perhatian banyak pihak. Salah satu penyebab kesuksesan tersebuh disinyalir karena penggunaan mesin e-voting yang mirip lotre.

Brasil adalah salah satu negara berkembang yang dinilai sukses menerapkan pemilu e-voting oleh banyak pihak. Dengan sistem politik multi partai seperti di Indonesia, proses penghitungan suara konvensional di Brasil memakan waktu sangat lama dan cukup rumit, hingga memakan waktu berminggu-minggu.

Namun, sejak tahun 2000 pemilu di Brasil telah sepenuhnya dilakukan dengan sistem elektronik atau e-voting. Dengan total 400 ribu mesin yang digunakan di seluruh penjuru negeri, hasil pemilu dapat diketahui dalam hitungan menit saja. Kesuksesan Brasil dalam menerapkan pemilu elektronik ini menginspirasi negara-negara lain di Amerika Latin. Bahkan Meksiko, negara Amerika Tengah, juga mulai menggunakan teknologi e-voting.

Menurut Andhy Aman, salah satu perwakilan Indonesia dalam International Institute for Democracy and Electoral, keberhasilan Brasil dalam menerapkan e-voting adalah karena kesesuaian alat e-voting yang dirancang dengan mempertimbangkan aspek budaya masyarakat negara tersebut. Masyarakat Brasil sangat menggemari lotre. Mesin e-voting yang digunakan pun mirip dengan mesin lotre, sehingga masyarakat Brasil lebih mudah menggunakan teknologi ini.

Masyarakat Meksiko juga memiliki budaya yang mirip dengan Brasil, yakni sama-sama gemar bermain lotre. Namun, pengembangan teknologi e-voting di Meksiko tidak semulus di Brasil. Diujicobakan sejak 2001, teknologi e-voting di Meksiko mengalami pasang surut. Salah satu kasus kegagalan pemilu elektronik yang menggemparkan di Meksiko terjadi pada tahun 2015.

Pada tahun tersebut, negara yang juga menjadi tujuan studi banding Indonesia dalam hal e-voting ini, menggelar pemilu legislatif dan pemilu daerah untuk 17 negara bagian. Dengan menerapkan sistem preliminary electoral results program yang dapat mentransmisikan hasil pemungutan dari tingkat distrik langsung ke tingkat pusat, hasil pemilu dapat langsung diumumkan secara online pada pukul 08.00 di hari pemilihan.

Namun, segera setelah TPS ditutup, INE (National Electoral Institute) semacam KPU di Meksiko, mengumumkan 60% TPS harus melakukan penghitungan suara ulang. Ketidaksesuaian jumlah pemilih dan jumlah suara yang dihasilkan menjadi alasannya. Salah satu penyebab error dalam penghitungan suara ini adalah SDM yang dianggap kurang kompeten. Namun, pada tahun 2018 ini, meskipun diterpa banyak isu, pemilu secara online menggunakan sistem internet di Mexico telah sukses dilaksanakan.

By Ismail Nur Hidayat

Tidak ada komentar