Teori Dasar Konduktivitas Termal
Apabila ada perbedaan temperatur antara dua
bagian benda maka akan terjadi perpindahan panas. Dalam hal ini, energi berpindah secara konduksi (conduction). Pada
peristiwa konduksi, panas akan berpindah dari satu partikel ke partikel lainnya secara estafet tanpa diikuti aliran medium
perpindahan panas.
Gambar Alat Uji Konduktivitas Termal
Salah satu karakteristik material adalah konduktivitas termal, yaitu sifat bahan yang menunjukan jumlah panas yang mengalir melintasi satu satuan luas jika gradient temperaturnya satu. Konduktivitas termal juga dapat menunjukan seberapa cepat kalor mengalir dalam bahan tertentu. Sifat ini berguna antara lain untuk rekayasa teknik, seperti dalam perencanaan, perhitungan beban pendinginan pada sistem refrigerasi dan tata udara, perencanaan alat penukar kalor, menentukan apakah sifat suatu beban bahan itu konduktor atau isolator listrik, dan sebagainya.
Perpindahan Panas Konduksi
Perpindahan panas secara konduksi yaitu
perpindahan panas dimana panas mengalir di dalam suatu benda (padat, cair, atau
gas) yang bersinggungan secara langsung dari daerah yang bertemperatur tinggi ke daerah
yang bertemperatur lebih rendah akibat adanya gradient temperature pada benda tersebut.
Perpindahan panas konduksi dapat terjadi
satu, dua dan tiga dimensi. Konduksi satu dimensi terjadi jika suatu system dimana
suhu dan aliran panas hanya fungsi dari satu koordinat saja. Sedangkan untuk konduksi
dua dantiga dimensi, suhu merupakan fungsi dari dua atau tiga koordinat.
Perpindahan panas konduksi menurut
proses aliran perpindahan panas dibagi menjadi dua proses yaitu:
1. Kondisi
stedi (steady state) merupakan suatu proses dimana laju aliran panas dalam
suatu system tidak berubah dengan waktu dan kecepatan
Fluks masuk sama dengan fluks keluar dan tidak dapat terjadi perubahan
energy dalam.
2. Kondisi
transient (transient) atau tak-stedi (unsteady)
merupakan suatu proses dimana laju aliran panas dan suhu di berbagai titik dalam
suatu system berubah dengan waktu.
Hukum Dasar Konduksi Panas
Laju aliran panas konduksi yang melalui suatu medium tergantung pada geometri
medium ( ketebalan dan luas area) dan juga tergantung pada perbedaan
temperature antara dua sisi. Persamaan konduksi yang dikenal juga dengan hukum Fourier didefinisikan sebagai
berikut:
Dimana :
q =
laju perpindahan kalor (Btu/h atau W)
A =
luas bidang tempat berlangsungnya perpindahan kalor (ft2 atau m2)
=
gradien atau landaian suhu (Temperatur
gradient) dalam arah arah perpindahan kalor (oF/ft atau oC/m)
k =
konduktivitas termal (Btu/h.ft.oF atau W/m.oC)
Sedangkan tanda
negatif merupakan tanda bahwa kalor mengalir ke tempat yang lebih rendah dalam
skala suhu.
Persamaan Konduksi Panas Pada Keadaan Steady-Satu Dimensi
Ø
Dinding Datar
Gambar Distribusi Temperatur Untuk Konduksi Steady-State Melalui Sebuah dinding
Datar
Perpindahan
panas pada dinding datar dapat dimodelkan dengan keadaan steady dan satu
dimensi. Laju aliran panas yang melalui dinding harus konstan. Pada kondisi
steady, distribusi temperaturnya seragam. Persamaan konduksi pada dinding datar
dapat didefinisikan sebagai berikut:
Dengan L/Ak
setara dengan tahanan termal (thermal resistance)
Rk. Sedangkan hantaran termal (termal Conductance) adalah Kk:
Ø
Silinder Berlubang
Contoh kasus
konduksi pada silinder berlubang adalah konduksi pada pipa yang dapat
dimodelkan steady dan satu dimensi.
Jika
silinder itu homogen dan cukup panjang sehingga pengaruh ujung-ujungnya dapat
diabaikan dan suhu permukaan dalamnya konstan pada T1 sedangkan suhu
luarnya T2. Maka persamaan laju panas konduksinya adalah:
Gambar Sketsa konduksi melalui silinder berlubang.
Ø
Dinding Datar Satu Dimensi dengan Struktur Komposit
Struktur
komposit merupakan suatu struktur yang terdiri dari lebih dari satu macam bahan
yang dirangkapkan. Persamaan-persamaan yang mengatur laju perpindahan panas
dalam dinding komposit dapat diperoleh dengan menggambarkan rangkaian
termalnya.
Gambar Struktur Komposit Dinding Datar
Aliran panas
pada struktur komposit dinding datar adalah seragam lapisan dinding dan sisi.
Jika luas dinding A sama untuk semua lapisan dinding maka berlaku:
Ø
Silinder Satu Dimensi Pada Struktur Komposit
Suatu metode
yang sangat sederhana untuk pengukuran konduktivitas termal logam ialah seperti
yang digambarkan pada gambar 4. Sebuah batang logam A konduktivitas
termalnya diketahui. Logam ini dihubungkan dengan batang logam B yang konduktivitas
termalnya akan diukur. Ujung batang gabungan itu dihubungkan dengan sebuah sumber kalor (heat
Source) dan comber kalor (heat sink). Untuk meminimalkan kalor yang keluar ke lingkungan dan menjaga
agar aliran kalor melalui batangan itu bersifat satu dimensi, rakitan itu dibalut dengan bahan isolasi . Pada kedua bahan
yang diketahui dan yang tidak diketahui, ditempelkan atau ditanamkan
termokopel. Jika gradient suhu melalui bahan-bahan yang diketahui diukur,
aliran kalor akan dapat ditentukan.
Gambar Skema alat untuk Pengujian Konduktivitas
Termal
Aliran kalor ini
selanjutnya digunakan untuk menghitung konduktivitas termal bahan yang tak
diketahui, jadi:
Tidak ada komentar